Senin, 02 Mei 2016

TRANSFORMATOR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat secara langsung menggunakan listrik dari PLN hal ini dikarenakan keluaran listrik dari PLN sangat besar sehingga kita membutuhkan alat yang mampu menurunkan daya listrik tersebut. Alat yang mampu menurunkan atau pun menaikkan tegangan seringkali disebut transformator.
Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC). Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan sekunder adalah merupakan lilitan kawat yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo.

B.     Tujuan
Adapun pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mahasiwa(i) khususnya mahasiswa(i) Akademi Teknik Soroako
2.      Untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan transformator khususnya transformator step down




BAB II
TEORI DASAR


A.    Pengertian Transformator
Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC). Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan skunder adalah merupakan lilitan kawat yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo ( Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, 1991).

B.     Komponen Transformator ( Trafo)
Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

C.    Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan :
dimana,


Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Sehingga dapat dituliskan

D.    Jenis Rugi-Rugi Transformator
Rugi-rugi atau Losses pada Trafo antara Lain :
1.      Kerugian tembaga. Kerugian  dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2.      Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3.      Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
4.      Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah.
5.      Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6.      Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan.

E.     Jenis-Jenis Transformator
1.       Step –up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

2.       Step down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

3.       Auto transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

4.       Transformator Center Tap (CT)
Terdapat 2 jenis transformator yang dapat digunakan untuk menurunkan tegangan AC dan salah satunya adalah trafo CT. Yang membedakan trafo CT ini dengan trafo biasa adalah adanya titik center tap yang bersifat sebagai ground. Titik center tap adalah titik tengah lilitan sekunder pada trafo CT yang dihubungkan keluar lilitan dan bersifat sebagai sebagai ground. Jadi, semisal terdapat 10 lilitan kawat pada bagian sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan ke-6 dihubungkan pada sebuah kawat yang terhubung keluar lilitan. Aplikasi autotransformator adalah pada speaker audio.




F.     Aplikasi Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt.
·         Aplikasi di dunia marine :
1.      Trafo step down untuk generator
Penggunaan trafo pada bidang marine digunakan pada penurun tegangan hasil dari generator.
2.      Trafo pada Mesin las
Biasanya trafo yang terpasang di mesin las sekalian dengan rectifier untuk mengubah arus AC menjadi DC
3.      Alat navigasi kapal
4.      Lampu-lampu penerangan di kapal
5.      untuk memasok papan hubung bantu (Sub-switchboard) tegangan rendah untuk kamar mesin dan ruang akomodasi

·         Aplikasi dalam kehidupan sehari –hari
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.




BAB III
PEMBAHASAN

A.    Trafo Step Down
Trafo/ transformator step down merupakan transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer yang terdiri dari lilitan kawat email dengan diameter tertentu yang dilapisi oleh kawat email agar tumpukan lilitan kumparan tidak terhubung langsung satu sama lain yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan singkat baik itu pada kumparan primernya maupun pada kumparan sekundernya, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

            Sesuai dengan fungsi kegunaannya maka trafo terbagi ke dalam beberapa jenis :

·                     Trafo step up/down untuk menaikkan atau menurunkan tegangan.
·                     Trafo adaptor untuk mengubah tegangan dari arus AC ke arus DC

B.     Fungsi Trafo Step Down
Transformator (Trafo) Step Down dirancang untuk mengurangi tegangan listrik. Tegangan Primer adalah lebih besar dari tegangan sekunder.  Misalnya untuk menggunakan peralatan  110V di negara dengan pasokan listrik 220v.
Tranformator Step Down mengubah tegangan listrik dari satu tingkat atau konfigurasi fasenya biasanya turun ke tingkat yang lebih rendah. Aplikasi  untuk isolasi listrik, distribusi tenaga listrik, dan kontrol dan instrumentasi aplikasi.
Transformator (Trafo) Step Down biasanya bergantung pada prinsip induksi magnetik antara kumparan untuk mengkonversi tegangan dan / atau level arus.
Transformator (Trafo) Step Down dibuat dari dua atau lebih kumparan kawat terisolasi di sekitar inti besi. Ketika tegangan masuk dan diberikan ke satu kumparan (sering disebut primer atau input) memagnetizes inti besi, yang menginduksi tegangan dalam kumparan lain (yaitu sekunder atau output). Ternyata rasio dari dua set gulungan menentukan jumlah transformasi tegangan.

Contoh: 100 primer ON dan 50 pada sekunder, rasio 2-1.
Transformator (Trafo) Step Down dapat dianggap tidak lebih dari perangkat rasio tegangan.

Dengan langkah transformasi menurunkan rasio tegangan antara primer dan sekunder akan mencerminkan "membelokan rasio" (kecuali untuk satu fase yang lebih kecil dari 1 kva yang telah dikompensasi bagian sekunder). Sebuah contoh aplikasi praktis rasio 2-1 dimana rasio akan men-step 480v-240v tegangan turun. Perhatikan bahwa jika input tegangan sebesar 440 volt maka output akan 220 volt, Sedangkan rasio antara input dan tegangan output akan tetap konstan.

Perlu diketahui bahwa ransformers tidak boleh dioperasikan pada tegangan yang lebih tinggi dari nilai yang tertera pada transormator tersebut, namun hanya bisa dioperasikan pada tegangan mendekati atau lebih rendah dari dinilai tersebut. Sehubungan dengan kemungkinan akan digunakan untuk penggunaan peralatan Non Standard pada  transformer standard.

Transformator (Trafo) Step Down Fase tunggal 1 kva atau lebih besar dapat dibalik ke step-down atau step-up. (Catatan: step fase tunggal atau Transformator (Trafo) Step Down nya harus berukuran kurang dari 1 KVA tetapi tidak untuk sebaliknya karena gulungan sekunder saat reverse memerlukan tegangan tambahan untuk mengatasi penurunan tegangan saat beban diterapkan Jika digunakan sebaliknya, karena tegangan output akan berkurang dari yang diinginkan.

Transformator Step Down non standard :

C.    Ukuran Trafo Step Down
Ukuran trafo step down bervariasi tergantung arus output yang akan dikeluarkan oleh trafo tersebut. Semakin besar arus yang dapat dikeluarkan oleh sebuah trafo step down maka dimensi trafo akan semakin besar pula karena selain lilitan sekunder yang lebuh besar yang berbanding lurus dengan kemampuan arus yang dikeluarkannya, ukuran inti besi juga otomatis akan semakin besar pula untuk dapat menopang gaya gerak listrik induksi elektromagnetik dari kumparan primer ke kumparan sekunder.
Ketika sebuah trafo step down dialiri oleh tengan listrik AC 22oV pada bagian primer, maka kumparan primer yang telah dikelilingi oleh inti besi akan timbul elektromagnet, gagya elektromagnet ini akan timbul seiring dengan perubahan garis gaya magnet yang ditimbulkan oleh arus AC. Karena garis gaya magnet ini timbullah gaya gerak listrik pada kumparan sekunder trafo. Jumlah gaya gerak listrik yang akan timbul pada kumparan sekunder tergantung jumlah lilitan dan diameternya.

D.    Kegunaan Trafo Step Down
Pada perancangan elektronika, sebuah trafo step down harus didesain sesuai kebutuhan beban, ketika arus yang dibutuhkan beban lebih besar dari arus output yang dikeluarkan oleh trafo step down, maka hal ini akan berbahaya dari komponen trafo step down itu sendiri, selain dapat menimbulkan panas yang berlebihan pada kumparan dan inti besi, hal tersebut juga dapat menyebabkan kerusakan pada trafo.
Oleh karena itu kebanyakan sebuah adaptor AC ke DC yang memeiliki kualitas baik biasanya dilengkapi dengan rangkaian regulator tegangan dan proteksi arus terhadap beban lebih, selain outputnya bebas dari gangguan ripple juga terlindung dari arus beban yang berlebih karena jika hal itu terjadi, secara otomatis rangkaian proteksiakan bekerja dan sumber catu terhadap beban akan terputus.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Transformator atau trafo merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC) dengan prinsip kerja induksi elektromagnetik.
2.      Transformator terdiri dari lempeng besi yang terbuat dari bahan isolasi,hal inilah yang menyebabkan jika seseorang memegang trafo,maka tidak terkena sengatan listrik.
3.      Transformator dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”. Itulah alasan mengapa trafo menggunakan lempeng besi bukan inti besi.
4.      Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder. Selain itu, trafo hanya bisa mengubah arus bolak balik saja, dipengaruhi oleh cara kerja trafo dan jenisnya yang berupa step up dan step down
5.      Trafo step down berfungsi sebagai penurun tegangan

DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Quote of Dear Nathan Movie 2017

Dear Nathan… Ada kisah yang ingin aku sampaikan padamu, Tentang sebuah perasaan kaku yang bermetamorfosa seperti kupu-kupu, Dia serin...